INVESTASI HOTEL DAN PENGINAPAN

notarisdanppat.com – INVESTASI HOTEL DAN PENGINAPAN , Bisnis properti juga berkaitan dengan jasa akomodasi. Yang B dimaksud dengan akomodasi adalah sarana untuk dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. Masyarakat dapat berinvestasi dengan cara membangun salah satu jenis akomodasi yang sesuai dengan daerah setempat serta sesuai dengan kemampuan modal dan manajemen. Sebagai contoh, saat ini banyak warga masyarakat di daerah-daerah wisata yang menyewakan rumah berbentuk “Homestay” bagi para turis asing atau domestik.

Investor properti yang bermodal kuat dapat membangun hote berbintang di daerah perkotaan, pinggiran kota, maupun di tujuan wisata andalan. Banyak macam ragam jenis akomodasi bisa dibangun guna menarik minat masyarakat atau wisatawan Investasi jenis ini dapat mendatangkan dua macam keuntungan yaitu keuntungan secara langsung berupa penghasilan dari biaya sewa dan biaya akomodasi lainnya, serta keuntungan tidak langsung dari naiknya nilai aset properti. daera yang

Bisnis hotel dan penginapan adalah jenis bisnis yang perkembangannya selalu mengikuti pertumbuhan ekonomi masyarakat atau nasional Semakin maju perekonomian nasional maka semakin berkembang pula bisnis akomodasi ini. Dengan tingkat kemajuan ekonomi nasional yang saat ini selalu bertumbuh di atas 6% per tahun, maka perkembangan bisnis hotel dan penginapan di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dan berkembang di masa kini dan masa depan.

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut lahir sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, “tempat penampungan buat pendatang” atau bisa juga diartikan “bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum”. Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai negeri alias abdi ma- syarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pe- makai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya sehingga para tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, selama bertahun-tahun standar layanan hotel relatif tidak banyak berubah sampai tahun 1793 saat muncul je nis Hotel Kota (City Hotel).

City Hotel pertama kali dibangun tahun 1793 di cikal bakal wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih bergaya modern (fashionable). Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis tetapi juga pemikiran bahwa hotel juga harus menjadi tempat istirahat yang mumpuni, sehingga tidak ada salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston,

Investor properti yang bermodal kuat dapat membangun hote berbintang di daerah perkotaan, pinggiran kota, maupun di tujuan wisata andalan. Banyak macam ragam jenis akomodasi bisa dibangun guna menarik minat masyarakat atau wisatawan Investasi jenis ini dapat mendatangkan dua macam keuntungan yaitu keuntungan secara langsung berupa penghasilan dari biaya sewa dan biaya akomodasi lainnya, serta keuntungan tidak langsung dari naiknya nilai aset properti. daera yang

Bisnis hotel dan penginapan adalah jenis bisnis yang perkembangannya selalu mengikuti pertumbuhan ekonomi masyarakat atau nasional Semakin maju perekonomian nasional maka semakin berkembang pula bisnis akomodasi ini. Dengan tingkat kemajuan ekonomi nasional yang saat ini selalu bertumbuh di atas 6% per tahun, maka perkembangan bisnis hotel dan penginapan di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dan berkembang di masa kini dan masa depan.

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut lahir sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, “tempat penampungan buat pendatang” atau bisa juga diartikan “bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum”. Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai negeri alias abdi ma- syarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pe- makai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya sehingga para tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, selama bertahun-tahun standar layanan hotel relatif tidak banyak berubah sampai tahun 1793 saat muncul je nis Hotel Kota (City Hotel).

City Hotel pertama kali dibangun tahun 1793 di cikal bakal wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih bergaya modern (fashionable). Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis tetapi juga pemikiran bahwa hotel juga harus menjadi tempat istirahat yang mumpuni, sehingga tidak ada salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston,

Hotel Marine di Batavia 1881-1889

Pada masa penjajahan Hin dia Belanda, di Indonesia sudah didirikan hotel yang terkenal seperti Hotel Ma- rine dan Hotel Des Indes di Batavia (Jakarta). Hotel buatan Belanda tersebut lebih banyak digunakan un-r tuk kepentingan para pe jabat pemerintah kolonial Hindia Belanda dan para kroninya. Rakyat pribumit dak diizinkan menginap di hotel tersebut karena saat itu masih berlaku sistem politik aparteheid. Namun sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945, semua hotel dan aset properti milik pemerintah Hindia Belanda tersebut diambilalih oleh Pemerintah RI.

Dalam bidang jasa akomodasi dikenal berbagai macam bentuk hotel atau penginapan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum atau para wisatawan, antara lain:

1. Hotel

Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian bangunan untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lain bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil.110 Jenis layanan hotel saat ini semakin berkembang termasuk menjadi tempat resepsi pernikahan dan acara pertemuan tanpa harus menginap di hotel tersebut. Hotel-hotel berbintang pun kebanyakan merupakan bagian dari jaringan hotel internasional yang dibangun dengan sistem waralaba (franchise) atau kemitraan usaha.

Hampir semua hotel di Indonesia telah menerapkan sistem pelayanan 24 jam penuh guna memuaskan para pelanggannya. Pemesanan kamar hotel dapat dilakukan dengan cara langsung atau melalui telepon, faks, dan surel (email). Pegawai hotel pada umumnya bekerja secara bergantian (shift) agar pelayanan hotel selama 24 jam tetap berjalan dengan baik. Bisnis hotel sangat tergantung pada kualitas layanan dan fasilitas yang tersedia, sehingga hal ini mengharuskan pihak manajemen dan karyawan hotel untuk bersungguh-sungguh dalam melayani para pelanggan.

Secara umum dikenal ada tiga jenis hotel berdasarkan peruntuk-

kannya, yaitu:

a.

Hotel Kota atau City Hotel adalah hotel yang berlokasi di daerah perkotaan, dan pada umumnya diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin menginap atau tinggal sementara dalam jangka waktu pendek. City Hotel disebut juga Hotel Transit karena biasanya dihuni para pelaku bisnis yang ingin transit (mampir) di kota tersebut untuk memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan pihak hotel. Salah satu kelompok usaha yang memiliki jaringan city hotel adalah Kompas-Gramedia yang mendirikan Hotel Santika di Jakarta dan sejumlah kota besar di seluruh Indonesia.

110 Lihat Keputusan Menteri Parpostel nomor 94/HK.103/MPPT/1987 tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel.

b. Hotel Kediaman atau Residential Hotel adalah hotel yang ber- lokasi di daerah pingiran kota besar yang jauh dari pusat kera- maian kota, tetapi masih mudah mencapai tempat-tempat ke- giatan usaha. Hotel jenis ini umumnya berlokasi di daerah-daerah yang sejuk dan bernuansa tenang, karena diperuntukkan bagi masyarakat atau wisatawan yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama.

C. Hotel Peristirahatan atau Resort Hotel adalah hotel tempat peristirahatan yang berlokasi di daerah pengunungan (moun- tain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau (lake

hotel), atau di tepi aliran sungai (river hotel). Resort Hotel teru- tama diperuntukkan bagi keluarga atau wisatawan yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi bersama keluarga.

Sesuai keputusan Direktorat Jenderal Pariwisata, Pos, dan Tele- komunikasi Nomor 22/U/V/1978 tanggal 12 Juni 1978, kla- sifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara 1 hingga 5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, maka hotel tersebut dinilai semakin berkualitas. Pe- nilaian dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tata cara serta penetapan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata pada Kementerian Pariwisata. Selain kelas hotel berbintang. juga dikenal adanya istilah “hotel melati” yaitu kelas hotel non bintang yang menawarkan tarif lebih murah dibandingkan hotel berbintang.

Berdasarkan banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat dbedakan menjadi:

a Hotel Kecil (Small Hotel) dengan jumlah kamar maksimal 28 unit,

b. Hotel Menengah (Medium Hotel) dengan jumlah kamar 28-299 unit, c. Hotel Besar (Large Hotel) dengan jumlah kamar lebih dari

300 unit.

Hotel besar dapat berupa hotel super mewah seperti “Burj al Arab” dan “Burj al Khalifah” di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) Hotel Burj al Arab memiliki bentuk sangat unik yang dibangun di lepas pantai. Sedangkan hotel Burj al Khalifah juga tergolong gedung tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 829,8 m.

Jenis-jenis kamar hotel dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu:

a. Single Room: kamar yang hanya memiliki satu tempat tidur yang khusus diperuntukkan bagi tamu perorangan. Kamar jenis ini kebanyakan hanya ada di hotel melati dan hampir tidak dijumpai di hotel berbintang.

b. Double Room: kamar yang berisi satu tempat tidur ukuran besar atau dua tempat tidur ukuran kecil yang bisa dipakai untuk dua orang.

c. Twin Room: kamar yang berisi dua tempat tidur berukuran besar

yang diletakkan secara terpisah.

d. Standard Room: kamar yang diperuntukkan bagi dua orang tamu yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar atau dua tempat tidur kecil untuk 2 orang.

e. Superior Room: kamar semi mewah yang lebih besar dari standard room.

f. Deluxe Room: kamar mewah yang lebih besar dari superior room.

g. Suite Room: kamar super mewah yang lebih besar dari deluxe room

yang dilengkapi dengan ruang keluarga, ruang makan, dapur kecil,

Saat ini sedang marak dibangun hotel berbentuk “Hotel Ekonomi atau “Budget Hotel” yaitu hotel yang hanya menyajikan layanan dasa sehingga tarifnya relatif terjangkau namun bentuk bangunannya masih jauh lebih baik dibandingkan hotel kelas melati. Prospek Hotel Ekonom (Budget Hotel) di wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) mash sangat menjanjikan dalam beberapa tahun ke depan.

Sasaran utama Hotel Ekonomi (Budget Hotel), antara lain pelaku bisnis kelas menengah, pelaku bisnis distribusi, dan pelancong mandin (backpacker). Mereka umumnya lebih banyak melakukan aktivitas di luar dan menjadikan hotel hanya sebagai tempat tidur, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya besar. Tarif yang dikenakan relatif terjangkau sehingga tingkat huniannya tergolong tinggi yaitu di atas 90%. Prospek hotel jenis ini semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan perkembangan bisns di tanah air.

Salah satu kelompok usaha perhotelan yang saat ini gencar membangun Hotel Ekonomis (Budget Hotel) adalah group Santika Indonesia Hotels & Resort yang dimiliki oleh kelompok usaha Kompas-Gramedia. Hingga Juni 2013 group Santika telah membangun 11 hotel ekonomis yang diberi nama Amaris Hotel di Jakarta dan sekitarnya. Mereka juga berencana untuk terus mengembangkan hotel jenis ini di beberapa kota besar lain di seluruh Indonesia. Desain Hotel Amaris dibuat dalam gaya yang unik yaitu modern-minimalis dan kontemporer serta paduan warna yang mencolok sehingga mampu menampilkan kesan yang berbeda dengan hotel lainnya.

baca juga

    2. Motel atau Motor Hotel

    Motel adalah jenis penginapan (hotel) yang menyediakan fasilitas khusus untuk kendaraan bermotor. Motel juga diartikan sebagai bangunan yang terletak di luar pusat kota dan daerah sekat high way (jalan raya) dan biasanya pada bangunan itu disediakan peng- inapan dalam bentuk rumah atau apartemen yang dapat disewa untuk tempat tinggal selama kurang dari 24 jam serta memiliki pintu masuk tersendiri dan satu garasi tempat parkir mobil. Motel juga berarti sejenis akomodasi yang biasanya terdapat di an- tara dua kota besar, tempat para pengendara mobil dapat beristi- rahat sesudah perjalanan jauh, dan baru meneruskan perjalanan- nya pada keesokan hari, di mana mobil dapat diparkir di dekat kamar Motel. Bangunan publik ini disebut-sebut la- hir sejak akhir Perang Du- nia II. Maknanya kira-kira, “tempat penampungan buat pendatang” atau bisa juga diartikan “bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum”. Jadi, pada awal mulanya Motel dan juga Hotel me- mang diciptakan untuk melayani masyarakat umum. Bali Har MOTEL MICHO FRIDGES COFFEE SPREY DISC HBO POOL OPEN

    3. Wisma Tamu (Guest House)

    Wisma tamu adalah sejenis akomodasi yang dapat dimiliki oleh suatu perusahaan atau instansi yang diperuntukkan bagi para tamu yang menginap dan mendapatkan pelayanan makan dan minum. Dalam pengertian aslinya, guest house merupakan akomodasi yang mempunyai fasilitas sederhana. Termasuk dalam jenis ini, di Indonesia dikenal pula dengan nama Pondok Wisata.

    4. Rumah Penginapan (Pension House)

    Rumah penginapan adalah bentuk lain dari akomodasi bagi wisa- tawan, biasanya juga disediakan penginapan dan makanan pagi dengan biaya yang murah, terutama di negara-negara Eropa. Bisa juga dikatakan sebagai hotel kecil yang menyediakan makan pagi tamu dengan tarif tertentu. Perlengkapannya diatur menurut tingkat dan kepentingan tamu. Usaha penginapan dengan makan dalam bentuk kecil ini biasanya hanya menempati satu atau dua lantai suatu bangunan bertingkat. Ako- modasi bentuk ini juga menye- diakan ruangan umum.

    5. Pusat Liburan (Holiday Center)

    Pusat hiburan adalah kelompok bangunan yang merupakan kesatuan unit yang digunakan sebagai tempat beristirahat dan mempunyai akomodasi untuk perorangan maupun rombongan, di mana secara kesatuan mempunyai tempat makan, hiburan serta fasilitas olahraga dan rekreasi.

    6. Rumah Liburan (Holiday Home)

    Rumah hiburan adalah perumahan di pedesaan atau di tepi pantai atau di lereng gunung di benua Eropa yang disediakan oleh organisasi bantuan (organisasi sosial) untuk keperluan keluarga. Keluarga yang hendak membutuhkan rumah peristirahatan ini di musim libur dapat menghubungi pengelola dengan biaya sewa sangat murah yang disetujui kedua belah pihak secara berdamai.

    7. Vila atau Rumah Peristirahatan

    Vila adalah tempat tinggal sekaligus tempat berlibur, pada umum- nya terletak di luar daerah keramaian seperti di pinggiran kota, di daerah pegunungan, di daerah perkebunan, di tepi pantai dan di daerah-daerah pariwisata. Vila biasanya hanya ditempati pada saat- saat tertentu seperti saat liburan akhir pekan, liburan musim panas, dan pada momen-momen tertentu. Vila ada yang dihuni sendiri oleh pemiliknya dan ada pula yang disewakan kepada orang lain.

    8. Bungalo (bungalow)

    Bungalo adalah sejenis akomodasi yang berbentuk rumah, berlokasi di daerah pegunungan yang disewakan untuk keluarga sebaga tempat peristirahatan pada waktu liburan. Bungalo menyediakan penginapan dan jasa-jasa lain (tanpa catering) untuk sejumlah orang pada waktu yang bersamaan.

    9. Mes Karyawan (mess)

    Mes karyawan adalah sejenis akomodasi yang dibangun dan dise- diakan sebagai tempat tinggal bagi karyawan, pegawai, atau ang gota suatu instansi/perusahaan dalam suatu kelompok tertentu (bu jangan, perwira, trainee). Mess juga dapat diartikan sebagai tempat

    penginapan dengan atau tanpa makan, yang disediakan bagi peja- bat resmi dari salah satu instansi atau perusahaan tertentu dengan perhitungan pembayaran yang murah dan diatur tersendiri.

    10. Rumah Tinggal (Homestay)

    Homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah rakyat yang di- sewakan kepada para wisa- tawan, di mana rumah tersebut telah ditingkatkan fasilitas dan sarananya se- hingga memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan.

    11. Losmen (dari bahasa Prancis Logement) Losmen adalah sejenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan rumah untuk penginapan dengan atau tanpa makan-minum bagi setiap orang yang datang untuk beristi- rahat sementara waktu dengan tarif yang jauh lebih murah di- bandingkan hotel.

    12. Penginapan (Inn)

    Penginapan adalah suatu tempat yang menyediakan penginap makan dan minum, serta pelayanan umum lainnya, yang disewak kepada orang-orang yang singgah untuk sementara waktu den jangka waktu menginap terbatas.

    13. Pondok Wisata (Cottage)

    Pondok wisata adalah sejenis akomodasi yang berlokasi di sekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunan-bangunan yan terpisah, yang disewakan untuk keluarga serta dilengkapi dengan fasilitas rekreasi.

    14. Hotel Pengobatan (Kurhotel/Cure Hotel) atau Pension Pengobatan (Kurpension/Cure Pension)

    Hotel pengobatan adalah Hotel atau Pension yang terletak di daerah wisata kesehatan yang tunduk kepada ketentuan yang berlaku di daerah tujuan wisata tersebut. Banyak di antaranya menyedikan pemandian yang mengandung mineral dan pengobatan khusus. menurut petunjuk dokter ahli.

    Selain itu, dikenal pula istilah “Kurhouse” (Cure House) yaitu rumah penginapan yang tunduk pada ketentuan pengobatan dan mempunyai fasilitas untuk pesta, soire (aktivitas bersuka ria di malam hari), konser, kasino, dan lain sebagainya. Contoh akomodasi jenis ini misalnya pemandian air panas di Ciater, Bandung, Jawa Barat.

    15. Asrama/Pondokan (Hostel) Asrama adalah penginapan yang digunakan oleh pemuda dan pemudi secara terpisah untuk waktu tertentu, dengan biaya sewa relatif murah dan juga menyediakan makanan dengan harga. semurah mungkin. Pembangunan dan pengurusan Hostel biasanya diserahkan kepada badan sosial (nonprofit).

    16. Minshuku (Losmen Ala Jepang)

    Minshuku adalah penginapan semacam losmen di daerah pesisir tempat tinggal para nelayan Jepang. Kaum wisatawan yang ingin

    mengetahui peri kehidupan nelayan Jepang yang masih serba as dapat datang dan menginap di rumah-rumah nelayan yang disebut minshuku, yang mirip dengan Homestay yang terdapat di Kuta Bal

    17. Ryokan (Penginapan Ala Jepang)

    Ryokan adalah penginapan ala Jepang yang khas menurut adat is tiadat negeri tersebut. Perlengkapan serta pelayanannya disesua kan benar-benar dengan tata cara kehidupan orang Jepang, seperti upacara minum teh, duduk bersimpuh atau bersila di lantai, me ngenakan kimono, dan sebagainya.

    18. Foresteire atau rumah singgah

    Foresteire adalah bangunan yang terletak di pinggir hutan atau lereng gunung dengan perabotan sederhana, yang juga menyediakan makanan-minuman, serta disewakan kepada orang-orang atau kafilah yang tinggal untuk beberapa hari dalam perjalanan mereka melintasi hutan, gunung, atau perbatasan.

    19. Sanatorium (Rumah Peristirahatan)

    Sanatorium adalah tempat peristirahatan atau petirahan yang menyediakan penginapan dan hidangan makanan diet bagi para wisatawan yang menderita penyakit tertentu. Salah satu contohnya adalah sanatorium bagi para penderita penyakit paru-paru di kota Batu, Malang, Jawa Timur.

    20. Schutz Hutte (Penginapan di Alpen)

    Schutz adalah penginapan di daerah pegunungan Alpen, yang dipergunakan oleh para wisatawan untuk melindungi diri dari serangan angin ribut, topan dan salju. Penginapan jenis ini umumnya dipakai oleh para olahragawan ski dan para pekerja di daerah pegunungan Alpen di benua Eropa.

    21. Hotel Kapsul

    Hotel Kapsul adalah salah satu jenis hotel atau penginapan yang menyediakan banyak unit tempat tidur berbentuk seperti kapsul yang dapat disewa per tempat tidur (bukan per ruangan kamar) sehingga biaya sewanya jauh lebih murah. Hotel Kapsul sudah jamak dijumpai di beberapa negara maju seperti Jepang yang biaya inap hotelnya tergolong tinggi, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah membutuhkan jenis layanan penginapan baru yang murah namun tetap layak huni. Konsep Hotel Kapsul yang awalnya muncul di Jepang ini kemudian menyebar ke negara- negara di benua Eropa, Asia, dan Amerika guna mengakomodasi turis beranggaran terbatas.

    Hotel Kapsul kini juga sudah tersedia di beberapa kota besar dan daerah wisata di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Pulau

    Bali, Bandung, Malang, Yogyakarta, Semarang, Gunung Brom Probolinggo, Trawas Mojokerto, Jember, dll. Hotel Kapsul ini juga tersedia di Stasiun Kereta Api Gambir Jakarta yang ditujukan ban para penumpang kereta api yang menunggu keberangkatan kereta api berikutnya. Konsep hotel kapsul ini juga telah disediakan bag para jamaah Haji di Arab Saudi.

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *